Saturday, February 28, 2009

"C-Generation" Generasi Berbasis TIK Masa Depan


Kemajuan informasi teknologi telah mengubah sendi-sendi kehidupan masyarakat. Dari sini muncul C-Generation, yaitu generasi baru melek teknologi yang sangat peka akan konektivitas, konvergensi, konten kreatif, kolaborasi, dan kontekstual. Nasib bangsa ini ke depan bergantung kepada mereka ini.

Untuk itu, selain upaya struktural melalui berbagai peraturan, diperlukan langkah strategis melalui berbagai pendekatan kultural untuk mengantarkan potensi generasi masa depan ke kelompok masyarakat yang bernilai dan kompetitif.

”Kalau generasi ini justru banyak mengambil sisi negatif (dari teknologi informasi komunikasi/TIK), yang terjadi justru kebangkrutan, inefisiensi, dan lost generation,” tutur Suhono Harso Supangkat, Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika di sela-sela pengukuhan jabatannya sebagai guru besar bidang teknologi infokom dari ITB.

Ia mengatakan, di masa depan, dengan makin maraknya pemanfaatan broadband (internet berpita lebar), internet dan teknologi semakin berpengaruh terhadap perilaku sosial dan ekonomi masyarakat mulai dari anak-anak, pelajar, ibu-ibu rumah tangga, hingga birokrat pemerintahan.

Dalam orasinya, ia memperlihatkan dahsyatnya pengaruh internet dan produk turunannya, seperti situs jejaring sosial Facebook dan Friendster atau Youtube, yang memengaruhi hidup manusia—C Generation itu.

”Generasi ini menjadi bekal kemajuan bangsa di masa depan yang perlu dikelola, difasilitasi, dan diarahkan sehingga mampu bertransformasi menjadi masyarakat yang bernilai,” tutur Kepala Inkubator Industri dan Bisnis ITB ini.

Ia memandang pendekatan kultural melalui sarana pendidikan atau kompetisi pembuatan konten pendidikan ataupun kreasi seni perlu lebih digalakkan untuk bisa mengimbangi dampak negatif TIK. Ia pun mengusulkan dibentuknya suatu forum C-Generation yang terdiri atas berbagai unsur masyarakat untuk memformulasikan nilai-nilai itu.

Tulang punggung ekonomi

Jika berhasil dilakukan, ia melihat perkembangan TIK, khususnya broadband, bisa jadi tulang punggung ekonomi bahkan pengantar kemajuan bangsa ini.

”Dalam 10 tahun ke depan, kebutuhan akan akses broadband mencapai 120 juta pelanggan. Nilai ekonomi dari ekosistem ini Rp 300 triliun,” ujar Suhono.

Era broadband yang saat ini tengah dirintis melalui teknologi Wimax lalu menyusul LTE dan Serat Optik, menurut dia, adalah gelombang industri TIK generasi ketiga.

Berbeda dengan dua generasi sebelumnya, yaitu era satelit dan telepon seluler, ia optimistis Indonesia mampu berperan lebih banyak sebagai pemain ataupun tuan rumah di negeri sendiri. Apalagi, aturan yang tengah dirumuskan mendorong penggunaan konten dan kandungan lokal. ”Jika 30-40 persen industri dalam negeri bisa bermain, ini bisa menjadi hal yang menggembirakan,” tuturnya. (jon)

Sumber: Kompas

Berjudul: "5K", Generasi Berbasis TIK Masa Depan

Sabtu, 28 Februari 2009

No comments: